Senin, 19 November 2012

Selasa, 13 November 2012

Pembuatan Tawas dari Limbah Alumunium Foil

Selasa, 23 Oktober 2012

I. Tujuan
- Mengetahui cara pembuatan tawas dari limbah alumunium
- Mengetahui banyaknya tawas yang dihasilkan dari pembuatan tawas dari alumunium foil.

II. Dasar Teori

     Tawas (kalium aluminiumsulfat) dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium (Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut membentuk aluminat menurut persamaan reaksi :
2 Al + 2 KOH + 2 H2O                2 KAlO2 + 3 H2 ………………….(1)
      Kadang-kadang ditulis dalam bentuk ion sebagai kompleks aluminat yang persamaan reaksinya :
2 Al + 2 OH- + 6 H2O                2 Al(OH)4- + 3 H2 ……………….(2)
       Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat, mula-mula terbentuk endapan berwarna putih dari alumunium hidroksida [Al(OH)3] yang dengan penambahan asam sulfat endapan putih semakin banyak yang jika didiamkan akan terbentuk Kristal seperti kaca dari tawas (kalium aluminiumsulfat) atau sering disebut alum. Secara singkat reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut :
2 KAlO2 + 2 H2O + H2SO4   ------>        K2SO4 + 2 Al(OH)3 …………(3)
H2SO4 + K2SO4 + 2 Al(OH)3       ------->      2 KAl(SO4)2 + 6 H2O ……….(4)
24 H2O + 2 KAl(SO4)2     -------->      2 KAl(SO4)2.12 H2O ………………(5)
Reaksi keseluruhan :
2 Al + 2 KOH + 10 H2O + 4 H2SO4   ------>       2 KAl(SO4)2 +.12 H2O + 3 H2 ……….(6)
      Larutan pada persamaan (2) dopanaskan pada suhu 60-80oC untuk menguapkan airnya dan suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 80oC karena tawas akan larut dalam air mendidih. Pada proses penguapan selama 10 menit dan didinginkan akan terbentuk Kristal dari KAl(SO4)2.12 H2O
       alumunium khususnya senyawa sulfat banyak digunakan pada industry kertas. Selain itu, tawas banyak digunakan di industri–industri baik digunakan sebagai koagulan dalam pengolahan air dan air buangan maupun penyamakan kulit dan bahan pewarna di industri tekstil. Namun tawas natrium yang kita buat kali ini juga dapat digunakan sebagai bahan pengembang roti. Selain itu tawas pun dapat digunakan untuk mengentalkan lateks (getah karet yang cair) sehingga menjadi membeku.

III. Alat dan Bahan
Alat
- Erlenmeyer
- Gelas Ukur
- Cawan Petri
- Gelas beaker
- Corong
- Kertas saring
- Gunting
- Pipet

Bahan
- Alumunium foil
- KOH
- Accu
- Etanol
- Es batu

IV. Cara Kerja

IV. Hasil Pengamatan


VI. Pembahasan

Air merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi kehidupan selain udara. Makhluk hidup yang ada tidak dapat lepas dari penggunaan air dalam kehidupannya. Namun pada akhir-akhir ini persoalan ketersediaan air bersih menjadi suatu masalah karena banyaknya air yang telah kerkotori oleh kontaminan. Kontaminan-kontaminan berasal dari limbah rumah tangga dan industri. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
Salah satu cara untuk menanggulangi permasalahan ini adalah dengan pengolahan air. Terdapat tiga tahap penting pada proses pengolahan air dengan penambahan zat kimia seperti tawas yaitu: tahap pembentukan inti endapan, tahap flokulasi, tahap pemisahan flok dengan cairan.

         Koagulasi dan flokulasi merupakan suatu proses yang umum dilakukan dalam pengolahan limbah cair industri. Koagulasi adalah proses penambahan bahan kimia atau koagulan kedalam air limbah yang bertujuan untuk mengurangi daya tolak menolak antar partikel koloid, sehingga partikel-partikel tersebut dapat bergabung menjadi flok-flok kecil. Flokulasi adalah proses penggabungan flok-flok kecil sehingga menjadi flok-flok yang lebih besar sehingga akan mudah mengendap.
Biasanya pengolahan air dengan menggunakan tawas ini, dilakukan pada awal proses pengolahan air kotor. Tawas ditambahkan ke dalam air sehingga menyebabkan partikel-partikel tersuspensi akan mengendap dan kemudian air dapat diolah lebih lanjut. Salah satunya dengan proses filtrasi. Kemudian didesinfeksi lalu dapat dikonsumsi.
Senyawa-senyawa aluminium dapat ditemukan di alam dalam bentuk oksida Al2O3 dan macam-macam oksida terhidrat Al2O.H2O dan Al2O3.3H2O.Dalam praktikum ini akan dilakukan pembuatan tawas dengan dari aluminium foil.Mula-mula aluminium dipotong kecil-kecil  dan dimasukkan ke dalam gelas bekker hal ini dilakukan untuk memperbesar luas permukaan sehingga reaksi dapat berjalan lebih cepat dan sempurna.kemudian ditambahkan  KOH 20% maka terjadi eksoterm yang cepat dengan dibebaskannya gas H2 yang dapat dilihat  reaksinya adalah :
2Al + 2KOH + 6H2O          2K[Al(OH)4] + 3H2 (1)
Saat penambahan KOH juga gelas erlenmeyer sambil dipanaskan dengan api lecil sampil gelembung hilang,hal ini dilakukan untuk mempercepat reaksi.Kemudian ditambahkan dengan H2SO4 sedikit demi sedikit untuk menghilangkan pengotor-pengotornya,reaksi yang terjadi adalah
2K[Al(OH)4]+H2SO4®2Al(OH)3+K2SO4+2H2O (2)
Setelah 2K[Al(OH)4] habis bereaksi dengan  penambahan H2SO4 yang berlebih maka 2Al(OH)3 akan bereaksi dengan H2SO4
2Al(OH)3 + 3H2SO4 ® Al2(SO4)3 + 6H2O (3)
Al2(SO4)3 yang terbentuk berupa larutan bening yang tak berwarna kembali bereaksi dengan K2SO4  hasil reaksinya berupa terbentuknya kristal
K2SO4+Al2(SO4)3+12H2O®2KAl(SO4)2.12H2O
Kristal alum yang diperoleh dicuci dengan etanol yang bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan.
Tawas yang berkualitas baik memiliki ciri-ciri berbentuk bongkahan dan tidak berwarna (bening). Namun hasil tawas yang kami dapatkan pada percobaan tidak berkarakteristik seperti yang telah disebutkan. Berdasarkan percobaan, tawas yang terbentuk berbentuk serbuk menggumpal yang berwarna putih. Selain itu, berat yang dihasilkan pada percobaan pun tidak sesuai dengan teori. Hal tersebut dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
  1. Alumunium foil yang digunakan masih banyak mengendap saat bereaksi dengan KOH sehingga menyebabkan berat Al menjadi berkurang.
  2. Pemanasan saat melarutkan Al dalam KOH yang kami lakukan terlalu panas hingga suhu 870C sehingga ada ion ion pembentuk tawas yang menguap dan dapat mengurangi jumlah tawas yang kami peroleh.
  3. KOH yang digunakan terlalu banyak sedangkan Alumunium foil terbatas sehingga mempengaruhi hasil akhir tawas.
VIII. Daftar Pustaka
1.Manurung Manuntun  dan Fitria.A Irma.2010.KANDUNGAN ALUMINIUM DALAM KALENG BEKAS DAN
PEMANFAATANNYA DALAM PEMBUATAN TAWAS.Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran
2.http://rasshinee.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-kimia-dasar-ii.html
3.Cotton dan Wilkinson., 1989, Kimia Anorganik Dasar, Penerbit UI Press, Jakarta,




Rabu, 24 Oktober 2012

Percobaan IV (Sifat Kimia Senyawa Klor)


Hari, tanggal : Selasa, 16 Oktober 2012

I.  Tujuan
·     Mengetahui kelarutan dan stabilitas garam klorida
·     Mempelajari pembentukan kompleks logam transisi dengan ion klorida
II.  Dasar Teori
     Unsur-unsur halogen dapat diidentifikasi warn adan sifatnya. Misalnya Cl: berupa gas kuning kehijauan pada suhu kamar, non-polar, kelarutan dalam air kecil dan larut dalam pelarut non-polar.
     Semua halogen dapat mengoksidasi air menjadi gas O2 dan bukan merupakan oksidator kuat. Larutan halogen tidak stabil karena cenderung mengalami auto-oksidasi atau auto-reduksi, proses ini disebut disporposionasi:
2 Cl2(aq) + 2 H2O  HClO(aq) + 2HCl(aq)
Pada reaksi tersebut Cl2 mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Pemutih klorin (bleaching agent) mengandung larutan hipoklorit (NaOCl). Ion ClO merupakan suatu oksidator, daya oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO berbeda dengan Cl- sebab asam hipoklorit, HclO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah basa yang cukup kuat.
     Klor digunakan secara luas dalam pembuatan banyak produk sehari-hari. Klor digunakan untuk menghasilkan air minum yang aman hampir diseluruh dunia. Bahkan, kemasan air terkecilpun sudah terklorinasi.
    Klor juga digunakan secara besar-besaran pada proses pembuatan kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan minyak bumi, obat-obatan, antiseptik, intektisida, makanan, pelarut, cat, plastik, dan banyak produk lainnya.
Ion klorida membentuk endapan  dengan ion-ion Ag+, Pb+, dan Hg+ berperan sebagai igan dalam pembentukan kompleks yang diambil melalui perubahan warna dan melarutnya endapan atau padatan.
   Kebanyakan klor diproduksi untuk digunakan dalam pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas, desinfektan dan proses tekstil. Lebih jauh lagi, klor digunakan untuk pembuatan klorat, kloroform, karbon tetrakorida dan ekstraksi brom.
   Pemutih klorin (bleaching agent) mengandung larutan hipoklorit (NaOCl), ion ClO- merupakan suatu oksidator, daya oksidasinya sama dengan klorin namun ion ClO- berbeda dengan Cl sebab asam hipoklorit, HclO adalah asam lemah dan ion ClO- adalah basa yang cukup kuat, sedangkan Cl- mempunyai sifat netral dan merupakan basa konjugasi dari HCl kuat. Ion klorida membentuk endapan dengan ion-ion Ag+, Pb+, dan Hg+, berperan sebagai ligan dalam pembentuka kompleks yang diamati melalui perubahan warna dan melarutnya endapan atau padatan.

III. Alat dan Bahan
Alat :
-          Pipet tetes
-          Rak tabung reaksi
-          Gelas ukur
-          Tabung reaksi
Bahan :
-          NaCl 0,1 M
-          AgNO3 0,1 M
-          NH3 6M
-          CuSO4 0,1 M
-          Lakmus merah biru
-          NaOCl 5% ( baycline)
-          NaOH 6 M
-          KI 0,1 M
-          KBr 0,1 M
-          n-heksana atau petroleum eter
-          HCl pekat
IV.  Cara kerja
1.  Ion klorida (Cl-)
    a. Kelarutan dan kestabilan garam klorida
 
    b. Kompleks logam transisi dengan ion Cl-
  

2. Ion  Hipoklorit (ClO-) 
    a. Reaksi lakmus
   
b. Reaksi dengan AgNO3

   c. Daya Oksodasi


V. Hasil Pengamatan



VI. Pembahasan

           Pada praktikum kali ini membahas tentang sifat-sifat dari senyawa klorin. Bahan-bahan yang digunakan adalah NaCl, NaOCl, dan HCl sebagai sampel. Percobaan pertama adalah kelarutan dan stabilitas garam klorida, dengan mereaksikan antara NaCl dengan AgNO3. Secara Teori terbentuk endapan putih AgCl yang seperti dadih. Endapan tidak larut dalam air, tetapi larut dalam amonia encer dan dalam larutan – larutan kalium sianida dan tiosulfat,. Setalah itu diteteskan kembali NH3 dan endapan dadih putih menjadi larut dan terbentuk gas Cl2 dan setelah ditambahkan HNO3 endapan menjadi hilang dan keadaan asam membuat suhu larutan menjadi naik dan terjadi reaksi eksoterm (suhu meningkat). Namun dalam praktikum yang dilakukan endapan tidak larut dalam amonia maupun dalam asam nitrat.
NaCl + AgNOè NaNO3  + ↓AgCl

AgCl ↓ + 2NH3 → [Ag(NH3)2]+ + Cl-

[Ag(NH3)2]+ + Cl- + 2H+ → AgCl ↓ + 2NH4+
              Pada percobaan yang kedua adalah pembentukan kompleks logam transisi dengan ion Cl-. Ion Cl- dapat membentuk kompleks logam transisi. Ion kompleks memiliki ion logam dengan jumlah tertentu molekul-molekul atau ion-ion yang mengelilinginya. Asam adalah akseptor electron molekul yang dapat menerima electron dan basa adalah molekul yang memberikan electron. Pencampuran CuSO4 dengan HCl terjadi perubahan warna menjadi warna hijau tua, dan setelah ditambahkan aquades, terdapat dua lapisan yang berwarna hijau dan bening. Hal ini disebabkan karena CuSO4 sendiri dapat bereaksi dengan HCl membentuk asam sulfat dan tembaga diklorida sebagai hasil sampingnya. Asam sulfat inilah yang menyebabkan warna berubah menjadi hijau muda. Setelah ditambahkan kembali dengan aquadest (reaksi hidrolisis) warna berubah menjadi ke warna sebelumnya yaitu hijau bening. Hal ini disebabkan ketika asam sulfat dan tembaga diklorida ditambahkan dengan aquadest dapat membentuk tembaga sulfat kembali dengan asam klorida dan molekul air sebagai produk sampingnya. Sedangkan pencampuran AgNO3 dengan  HCl terbentuk endapan putih dadih. Ketika ditambahkan aquadest endapan tetap tidak larut.


H2SO4(aq) + CuCl2(aq) + H2è CuSO4(aq) + 2HCl(aq) + H2O(aq)

AgNO3 + HCl è AgCl↓ + HNO3   
       Percobaan yang ketiga adalah tes lakmus. Hal ini menunjukkan bahwa NaOCl adalah larutan yang bersifat basa, karena mampu mempertahankan lakmus biru tetap biru namun dapat merubah lakmus merah menjadi lakmus biru.Percobaan keempat, adalah reaksi dengan AgNO3. Hasilnya ketika NaOCl ditambahkan AgNO3 terbentuk endapan berwarna putih dan reaksi berlangsung secara eksoterm karena pada dinding tabung reaksi terasa panas dan terdapat gelembung gas. Gas yang terbentuk adalah gas oksigen dari reaksi AgNOdengan NaOCl. Sedangkan saat tabung yang berisikan NaOH, direaksikan dengan AgNO3 terbentuk endapan abu abu kecoklatan dengan warna larutan yang coklat dan setelah direaksikan dengan HNO3 endapan menjadi hitam larutan berwarna coklat ke abu abuan dan disertai dengan bertambahanya suhu larutan.


2NaOCl + 2AgNO3 → 2AgCl↓ + 2NaNO3 + O2 

2HNO3 + NaOCl + AgNO3 → AgCl + NaNO3 + H2O

NaOH + AgNO3 → AgOH + NaNO3
         Percobaan yang terakhir adalah daya oksidasi ion ClO- dengan menggunakan KBr, KI dan C6H12. Ion ClO- memiliki daya oksidasi yang besar karena merupakan oksidator kuat yang dapat larut dalam air dingin. Reaksi antara KI dengan NaOCl membentuk larutan berwarna kuning disertai dengan adanya cincin merah muda diatasnya, cincin pink merupakan hasil oksidasi antara KI dan NaOCl dan n-heksana berguna sebagai media oksidasi. Reaksi antara KBr dengan NaOCl menghasilkan larutan berwarna bening dengan cincin, hal ini terjadi karena daya oksidasi Br dan Cl hamper sama (tidak mengalami perubahan yang signifikan). Pada reaksi KI dan n-heksana dan diteteskan dengan HCl, reaksi membentuk larutan dengan 3 lapisan, yaitu ungu, hitam dan bening dibagian bawah. Dan pada reaksi KBr dengan n-heksana dan diteteskan HCl, reaksi membentuk 2 lapisan warna larutan. Larutan berwarna bening dan cincin kuning Penambahan HCl menyebabkan BR teroksidasi karena suasana berubah menjadi asam,sehingga daya oksidasi Cl meningkat.

VII. Kesimpulan

1. Senyawa klor memiliki daya oksidasi yang kuat
2. Pembentukan logam kompleks klor ditandai dengan perubahan warna
3. NaOCl bersifat basa
4. Pembentukan perbedaan lapisan dalam larutan hasil reaksi disebabkan oleh perbedaan kepolaran dan berat jenis.

VIII. Daftar Pustaka
Oxtoby, D. W., Gillis, H. P. dan Nachtrieb, N.H., 1999. Kimia Modern. Jakarta: Erlangga
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Jilid 1. Jakarta: Kalman Media Pusaka.
Vogel. 1985. Analisis Anorganil Kualitatif Makro dan Semimikro Jiliid 2. Jakarta: Kalman Media Pusaka
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_anorganik1/logam_transisi/tembaga-anorganik/ 
http://tunasalamuin.blogspot.com/view/classic


IX. Pertanyaan

1. Tuliskan contoh-contoh senyawa klor dengan bilangan oksidasi Cl (-1. 0. +1. +3, +4, +5, +7) dan sebutkan kegunaannya kalau ada!



Biloks
Senyawa klor
Kegunaan
-1
NaCl
sebagai bahan pengamat dan bahan campuran
0
Cl2
sebagai senjata perang pada perang dunia II
+1
NaOCl
sebagai pemutih pakaian
+3
NaClO2
sebagai pemutih dlam industri tekstil dan kertas
digunakan pada pengolahan air sebagai desinfektan
terdapat pada obat kumur dan pasta gigi
+4
NaClO3
sebagai herbisida
+5
NH4ClO4
sebagai campuran bahan bakar roket
+7
HClO4 
 Sebagai bahan desinfektan

2. Bagaimana cara membuat larutan pemutih NaClO secara komersial. Tuliskan reaksinya! 
Larutan pemutih dapat dibuat dengan mereaksikan NaOH dengan gas klor (Cl2), gas klor dilewatkan kedalam larutan dingin NaOH encer pada suhu dibawah 40º C, jika suhu lebih dari 40 oC maka akan membentuk natrium klorat (NaClO3)

2NaOH + Cl2  NaCl + NaOCl + H2O

3. Bagaimana cara zat pemutih dapat membuat pakaian kelihatan lebih putih?
Zat pemutih bekerja dengan dua cara, yaitu :
a. Mengubah molekul menjadi zat yang tidak mengandung kromofor atau masih mengandung kromofor yang    tidak menyerap cahaya visible dengan cara memutuskan ikatan kimia kromofor oleh pemutih yang bersifat  oksidator.
b. Mengubah ikatan rangkap pada kromofor menjadi ikatan tunggal oleh pemutih yang bersifat rediktor.    Pemutusan ikatan rangkap ini dapat mengurangi kemampuan kromofor menyerap sinar visible


Rabu, 10 Oktober 2012

Percobaan III (Pembuatan Garam Mohr)

Selasa, 2 Oktober 2012

I. Tujuan
    Membuat garam mohr atau besi(II) ammonium sulfat (NH4)2 Fe(SO4)2. 6H2O.
    Menentukaan banyaknya air kristal dalam garam mohr hasil percobaan.

II. Dasar Teori
    Ada dua bijih besi yang terpenting yaitu : hematit (Fe2O3) dan magnetiti (Fe3O4). Dan garam besi(II) yang terpenting adalah garam besi (II) sulfat yang dibuat dari pelarutan besi atau besi (II) sulfida dengan asam sulfat encer, setelah itu larutan  disaring, lau diuapkan danmengkirstal menjadi FeSO4.7H2O yang berwarna hijau. Dalam skala besar garam inidi buat dengan cara mengoksidasi perlahan- lahan FeS oleh udaara yang mengandung air.
     Garam - garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II) oksida, FeO dalam larutan. Garam - gram ini mengandung kation Fe2= dan berwarna sedikit hijau. Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi besi (III), maka merupakan zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, smakin nyatalah efeknya dalam suasanaa netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan mengoksidasi ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam bila ingin di simpan untukwaktu yang agak lama.
      Garam besi (II) sulfat dapat bergabung dengan garam - garam sulfat dari garam alkali, membentuk suatu garam rangkap dengan rumus umum yang dapat digambarkan sebagai 
M2Fe(SO4)6H2O, dimana M merupakan simbol dari logam - logam, seperti K, Rb, Cs dan NH4. Rumus ini merupakan gabungan dua garam dengan anion yang samaatau identik yaitu
M2Fe(SO4)6H2O
         Untuk garam rangkap dengan M adalah NH4, yang dibuat dengan jumlah molbesi (III) sulfat dan amonium sulfat sama, maka hasil ini dikenal dengan garam mohr. Garam Mohr dibuang dengan mencampurkan kedua garam sulfat dari besi (II) dan amonium, dimana masing - masing garam dilarutkan sampai jenuh dan pada besi (II) ditambahkan sedikit asam. Pada saat pendinginan hasil campuran pada kedua garam diatas akan memperoleh kristal yangberwarna hijau kebiru-biruan denagnbentuk monoklin. Garam mohr  tidak lain adalah garam rangkap besi (II) amonium sulfat dengan rumus molekul (NH4)2SO4.[Fe(H2O)6]SO4
          Garam mohr, besi ammonium sulfat,merupakan garam rangkap dari besi sulfat dan ammonium sulfat dengan rumus molekul (NH4)2SO4.[Fe(H2O)6]SO4 Garam mohr lebih disukai dari pada besi (II) sulfat untuk proses titrasi karena garam mohr tidak mudah terpengaruh oleh oksigen bebas di udara / tidak mudah teroksidasi oleh udara bebas di banding besi(II)          Kristal adalah  salah satu padatan yang atom,molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadataan. Pada kondisi ideal, hasilnya berupa kristal tunggal, yang semua atom dan padatannya terpasang pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secarasimultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakaan logam yang kita temui sehari - hari merupakan poli kiristal. Struktur kristalmana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia cairannya sendiri, kondisi ketika terjadi pemadata, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur kristalin dikenal sebagai kristalisasi.

III. Alat dan Bahan

   
Alat   : Gelas piala                 
           Gelas Ukur               
           Neraca    

 Bahan : Serbuk Besi  

             Asam sulfat 10%
             Ammonia pekat

IV. Cara Kerja






       
V. Hasil Pengamatan dan Perhitungan
 





Perhitungan
*Massa kertas saring (b)               =0.647 g
*Massa hasil penyaringan(a)          =12,71 g
*Massa garam Mohr (a-b)            =12,063 g
*Massa besi (Fe)                          =3,4 g
*BM Besi (Fe)                              =55,85 g
*BM garam Mohr                         =392 g
*Mol Fe = mol garam mohr           =massa Fe/BM Fe = 0.06 mol
*Massa garam mohr(teori)            =mol garam mohr x BM garam mohr =23,52 g
*kemurnian kristal                         =  (massa  garam mohr teori – massa garam mohr percobaan)/massa garam mohr teori  X 100%            =85.10 %
                                                                

VI .Pembahasan

Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik kualitatif melibatkan pembentukkan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan mungkin berupa kristal (kristalin) atau koloid, dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau pemusingan (sentrifuge), seperti yang dilakukan pada percobaan ini yakni pembuatan garam mohr. 
Garam rangkap adalah garam yang dalam kisi kristalnya mengandung dua kation yang berbeda dengan proporsi tertentu. Garam rangkap biasanya lebih mudah membentuk kristal besar dibandingkan dengan garam-garam tunggal penyusunnya.Contoh Kristal garam rangkap adalah garam mohr, yang pada percobaan ini yakni besi (II) ammonium sulfat.
Garam mohr tidak lain adalah garam rangkap dari besi sulfat dan ammonium sulfat dengan rumus molekul (NH4)2FeSO46H2O atau (NH4)2(SO4)26H2O. Bentuk kristal garam mohr adalah monoklin dengan warna hijau muda. Dalam senyawa kompleks Fe2+ berperan sebagai atom pusat dengan H2O sebagai ligannya. Adapun reaksi yang berlangsung yaitu :
Telah diketahui bahwa besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang kukuh dan kuat. Ia melebur pada 1535oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni; biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida, dan sulfide dari besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan struktur besi. besi dapat dimagnetkan.
Dalam eksperimen kali ini, dilakukan pembuatan salah satu dari garam besi, yaitu garam Mohr yang memiliki rumus (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O, dimana garam ini merupakan padatan kristal berstruktur monoklin, berwarna hijau kebiruan, stabil di udara. Pembuatan garam Mohr ini dilakukan beberapa tahap yang meliputi pembuatan larutan A, larutan B, dan pencampuran antara kedua larutan tersebut.
Proses pembuatan garam mohr diawali dengan mereaksikan 3,5 g besi dengan 50 ml H2SO4 50% melalui pemanasan sampai volume campuran sisa separuh dari volume awal campuran. Pada saat proses pemanasana, terjadi reaksi yaitu larutannya menjadi bening. Kemudian larutan yang sudah dipanaskan tadi kita saring menggunkan kertas saring.
Adapun tujuan dari penyaringan adalah untuk menghindari terbentuknya kristal pada suhu yang rendah dan tujuan dari pemanasan adalah adalah sebagai katalis yaitu untuk mempercepat terjadinya reaksi sehingga hampir semua besi dapat melarut. Larutan ini terus diuapkan dengan tujuan untuk mengurangi molekul air yang ada pada larutan. Larutan ini digunakan untuk menstabilkan kristal vitriol yang terbentuk. Percobaan ini manghasilkan garam besi (II) sulfat yang merupakan garam besi (II) yang terpenting. Garam-garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II) oksida, FeO. Dalam larutan, garam-garam ini mengandung kation Fe2+ sehingga berwarna hijau dan Pembentukan FeSO4 dari logam Fe merupakan reaksi elektron berdasarkan prinsip termokimia. Reaksi yang terjadi yaitu:

Selanjutnya filtrat hasil saringan ditambahkan asam sulfat pekat dengan pemanasan/penguapan sampai terbentuk kristal pada permukaan larutan, diangap sebagai larutan A. pada saat proses penguapan larutan berwarna kehijauan
Pada wadah yang berbeda direaksikan 10 ml H2¬SO4 dengan ammonia pekat, dengan pemanasan sampai larutan jenuh yang ditandai dengan tampaknya dua fase dalam larutan, dianggap sebagai larutan B. pada saat pemanasan larutan bening. Reaksi yang terjadi yaitu:
2NH3 + H2SO4 → (NH4)2SO4
Kemudian kedua larutan ini dicampurkan dan didinginkan,setelah itu dilarutkan kembali dengan air panas untuk mendapatkan garam mohr yang murni,kemudian dibiarkan kembali mengkristal lagi,pada praktikum ini didapatkan garam mohr sebanyak   g.
FeSO4 + (NH4)2SO4 + 6H2O → (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu garam Mohr merupakan senyawa kompleks besi dengan ligan amonium dan sulfat dengan rumus molekul (NH4)2Fe(SO4)2. 6H2O. Pembuatan garam mohr dilakukan dengan cara kristalisasi, yaitu melalui penguapan, dan didapatkan kristal berwarna hijau muda. Campuran besi (II) sulfat dengan larutan amonium sulfat akan menghasilkan suatu garam, yang sering disebut dengan garam mohr. Garam mohr stabil diudara dan larutannya tidak mudah dioksidasi oleh oksigen diatmosfer.

VII. Daftar Pustaka
Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB.
Cotton and Wikinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI- Press.
http://safrizale.blogspot.com/2010/11/garam-mohr-nh426h2o.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Mohr_salt

VIII. Lampiran
1. Apa tujuan penambahan asam sulfat pada filtrat
Tujuan penambahan asam sitrat agar larutan bersifat sedikit asam, karena jika dalam suasana netral 
atau basa ion Fe2+ sangat mudah dioksidasi oleh oksigen dari udara menjadi Fe3+ yang akan
mengganggu proses reaksi.

2. Apa fungsi garam mohr?
  a. Untuk membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis volumetri
  b. Sebagai zat pengkalibrasi dalam ukuran magnetik
  c. Untuk meramalkan urutan daya mengoksidasi oksidator K2Cr2O7, KMnO4 dan KBrO3
  (dengan konsentrasi yang sama ~ 0,1 N) terhadap ion Fe2+

3. Tulis semua persamaan reaksi yang terdapat pada percobaan ini?
  a. Fe(s) + H2SO4 (aq) à FeSO4(aq) + H2 (g)                                        
  b. 2NH4OH (aq) + H2SO4(aq) → (NH4)2SO4(aq) + 2H2O(l)
c. FeSO4(aq) + (NH4)2SO4(aq) + 6H2O(l) → (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O(s)