Senin, 19 November 2012

Selasa, 13 November 2012

Pembuatan Tawas dari Limbah Alumunium Foil

Selasa, 23 Oktober 2012

I. Tujuan
- Mengetahui cara pembuatan tawas dari limbah alumunium
- Mengetahui banyaknya tawas yang dihasilkan dari pembuatan tawas dari alumunium foil.

II. Dasar Teori

     Tawas (kalium aluminiumsulfat) dihasilkan dengan mereaksikan logam aluminium (Al) dalam larutan basa kuat (kalium hidroksida) akan larut membentuk aluminat menurut persamaan reaksi :
2 Al + 2 KOH + 2 H2O                2 KAlO2 + 3 H2 ………………….(1)
      Kadang-kadang ditulis dalam bentuk ion sebagai kompleks aluminat yang persamaan reaksinya :
2 Al + 2 OH- + 6 H2O                2 Al(OH)4- + 3 H2 ……………….(2)
       Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat, mula-mula terbentuk endapan berwarna putih dari alumunium hidroksida [Al(OH)3] yang dengan penambahan asam sulfat endapan putih semakin banyak yang jika didiamkan akan terbentuk Kristal seperti kaca dari tawas (kalium aluminiumsulfat) atau sering disebut alum. Secara singkat reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut :
2 KAlO2 + 2 H2O + H2SO4   ------>        K2SO4 + 2 Al(OH)3 …………(3)
H2SO4 + K2SO4 + 2 Al(OH)3       ------->      2 KAl(SO4)2 + 6 H2O ……….(4)
24 H2O + 2 KAl(SO4)2     -------->      2 KAl(SO4)2.12 H2O ………………(5)
Reaksi keseluruhan :
2 Al + 2 KOH + 10 H2O + 4 H2SO4   ------>       2 KAl(SO4)2 +.12 H2O + 3 H2 ……….(6)
      Larutan pada persamaan (2) dopanaskan pada suhu 60-80oC untuk menguapkan airnya dan suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 80oC karena tawas akan larut dalam air mendidih. Pada proses penguapan selama 10 menit dan didinginkan akan terbentuk Kristal dari KAl(SO4)2.12 H2O
       alumunium khususnya senyawa sulfat banyak digunakan pada industry kertas. Selain itu, tawas banyak digunakan di industri–industri baik digunakan sebagai koagulan dalam pengolahan air dan air buangan maupun penyamakan kulit dan bahan pewarna di industri tekstil. Namun tawas natrium yang kita buat kali ini juga dapat digunakan sebagai bahan pengembang roti. Selain itu tawas pun dapat digunakan untuk mengentalkan lateks (getah karet yang cair) sehingga menjadi membeku.

III. Alat dan Bahan
Alat
- Erlenmeyer
- Gelas Ukur
- Cawan Petri
- Gelas beaker
- Corong
- Kertas saring
- Gunting
- Pipet

Bahan
- Alumunium foil
- KOH
- Accu
- Etanol
- Es batu

IV. Cara Kerja

IV. Hasil Pengamatan


VI. Pembahasan

Air merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi kehidupan selain udara. Makhluk hidup yang ada tidak dapat lepas dari penggunaan air dalam kehidupannya. Namun pada akhir-akhir ini persoalan ketersediaan air bersih menjadi suatu masalah karena banyaknya air yang telah kerkotori oleh kontaminan. Kontaminan-kontaminan berasal dari limbah rumah tangga dan industri. Sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat.
Salah satu cara untuk menanggulangi permasalahan ini adalah dengan pengolahan air. Terdapat tiga tahap penting pada proses pengolahan air dengan penambahan zat kimia seperti tawas yaitu: tahap pembentukan inti endapan, tahap flokulasi, tahap pemisahan flok dengan cairan.

         Koagulasi dan flokulasi merupakan suatu proses yang umum dilakukan dalam pengolahan limbah cair industri. Koagulasi adalah proses penambahan bahan kimia atau koagulan kedalam air limbah yang bertujuan untuk mengurangi daya tolak menolak antar partikel koloid, sehingga partikel-partikel tersebut dapat bergabung menjadi flok-flok kecil. Flokulasi adalah proses penggabungan flok-flok kecil sehingga menjadi flok-flok yang lebih besar sehingga akan mudah mengendap.
Biasanya pengolahan air dengan menggunakan tawas ini, dilakukan pada awal proses pengolahan air kotor. Tawas ditambahkan ke dalam air sehingga menyebabkan partikel-partikel tersuspensi akan mengendap dan kemudian air dapat diolah lebih lanjut. Salah satunya dengan proses filtrasi. Kemudian didesinfeksi lalu dapat dikonsumsi.
Senyawa-senyawa aluminium dapat ditemukan di alam dalam bentuk oksida Al2O3 dan macam-macam oksida terhidrat Al2O.H2O dan Al2O3.3H2O.Dalam praktikum ini akan dilakukan pembuatan tawas dengan dari aluminium foil.Mula-mula aluminium dipotong kecil-kecil  dan dimasukkan ke dalam gelas bekker hal ini dilakukan untuk memperbesar luas permukaan sehingga reaksi dapat berjalan lebih cepat dan sempurna.kemudian ditambahkan  KOH 20% maka terjadi eksoterm yang cepat dengan dibebaskannya gas H2 yang dapat dilihat  reaksinya adalah :
2Al + 2KOH + 6H2O          2K[Al(OH)4] + 3H2 (1)
Saat penambahan KOH juga gelas erlenmeyer sambil dipanaskan dengan api lecil sampil gelembung hilang,hal ini dilakukan untuk mempercepat reaksi.Kemudian ditambahkan dengan H2SO4 sedikit demi sedikit untuk menghilangkan pengotor-pengotornya,reaksi yang terjadi adalah
2K[Al(OH)4]+H2SO4®2Al(OH)3+K2SO4+2H2O (2)
Setelah 2K[Al(OH)4] habis bereaksi dengan  penambahan H2SO4 yang berlebih maka 2Al(OH)3 akan bereaksi dengan H2SO4
2Al(OH)3 + 3H2SO4 ® Al2(SO4)3 + 6H2O (3)
Al2(SO4)3 yang terbentuk berupa larutan bening yang tak berwarna kembali bereaksi dengan K2SO4  hasil reaksinya berupa terbentuknya kristal
K2SO4+Al2(SO4)3+12H2O®2KAl(SO4)2.12H2O
Kristal alum yang diperoleh dicuci dengan etanol yang bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan.
Tawas yang berkualitas baik memiliki ciri-ciri berbentuk bongkahan dan tidak berwarna (bening). Namun hasil tawas yang kami dapatkan pada percobaan tidak berkarakteristik seperti yang telah disebutkan. Berdasarkan percobaan, tawas yang terbentuk berbentuk serbuk menggumpal yang berwarna putih. Selain itu, berat yang dihasilkan pada percobaan pun tidak sesuai dengan teori. Hal tersebut dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
  1. Alumunium foil yang digunakan masih banyak mengendap saat bereaksi dengan KOH sehingga menyebabkan berat Al menjadi berkurang.
  2. Pemanasan saat melarutkan Al dalam KOH yang kami lakukan terlalu panas hingga suhu 870C sehingga ada ion ion pembentuk tawas yang menguap dan dapat mengurangi jumlah tawas yang kami peroleh.
  3. KOH yang digunakan terlalu banyak sedangkan Alumunium foil terbatas sehingga mempengaruhi hasil akhir tawas.
VIII. Daftar Pustaka
1.Manurung Manuntun  dan Fitria.A Irma.2010.KANDUNGAN ALUMINIUM DALAM KALENG BEKAS DAN
PEMANFAATANNYA DALAM PEMBUATAN TAWAS.Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran
2.http://rasshinee.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-kimia-dasar-ii.html
3.Cotton dan Wilkinson., 1989, Kimia Anorganik Dasar, Penerbit UI Press, Jakarta,